Menurut Jean Piaget pengetahuan
(knowledge) adalah interksi yang terus menerus antara individu dengan
lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami
fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa.
Menurut Jean
Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a. Asimilasi, yaitu proses penyatuan (pengintegrasian) informasi
baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Contoh, bagi siswa
yang sudah mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip
perkalian, maka proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah
ada dalam benak siswa), dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru) itu
yang disebut asimilasi.
b. Akomodasi, yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi yang baru. Contoh, jika siswa diberi soal perkalian, maka berarti
pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut dalam situasi yang baru dan
spesifik itu yang disebut akomodasi.
c. Equilibrasi (penyeimbangan), yaitu penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Contoh, agar siswa tersebut
dapat terus berkembang dan menambah ilmunya, tapi sekaligus menjaga stabilitas
mental dalam dirinya, diperlukan proses penyeimbangan antara “dunia dalam” dan
“dunia luar.
Menurut
Piaget perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat tahap, yaitu :
- Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Pada
tahap ini anak mengatur sensorinya (inderanya) dan tindakan-tindakannya. Pada
awal periode ini anak tidak mempunyai konsepsi tentang benda-benda secara
permanen. Artinya anak belum dapat mengenal dan menemukan objek, benda apapun
yang tidak dilihat, tidak disentuh atau tidak didengar. Benda-benda tersebut
dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya ada di tempat lain.
- Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak
sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna, sudah dapat mencari benda
yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya. Sudah memiliki kemampuan
berbahasa (dengan kata-kata pendek).
- Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak
sudah mulai melakukan operasi dan berpikir rasional, mampu mengambil keputusan
secara logis yang bersifat konkret, mampu mepertimbangkan dua aspek misalnya
bentuk dan ukuran. Adanya keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan
benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan penalarannya logis dan bersifat
tidak abstrak (tidak membayangkan persamaan aljabar).
- Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Remaja
tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran.
Mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan
hipotetis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
Kelebihan
Teori Perkembangan (Piaget)
- Siswa mempuyai kemampuan memproses informasi-informasi baru yang diterimanya.
- Kemampuan memproses informasi tergantung kepada faktor kognitif yang perkembangannya berlangsung secara bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
Kelemahan
Teori Perkembangan (Piaget)
- Setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama
- Sulit dipraktikan khususnya di tingkat –tingkat lanjut.
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar