Kamis, 18 Juni 2015

Ibadah Haji

IBADAH HAJI
A.   Pengertian Haji
Menunaikan haji merupakan rukun Islam yang kelima. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja.
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat serta waktu-waktu tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
B.   Jenis Ibadah Haji
Berikut adalah jenis-jenis ibadah Haji:
1.    Haji Ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah . Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
2.    Haji Tamattu’, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Cara ini mewajibkan orang yang melakukannya untuk membayar dam.
3.    Haji Qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama.
C.   Syarat Wajib Haji
1.    Islam
2.    Baligh
3.    Berakal
4.    Merdeka
5.    Mampu (istitha’at)
D.   Rukun Haji
Kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji apabila tidak dikerjakan maka hajinya tidak sah.
1.    Ihram
2.    Wukuf
3.    Tawaf Ifadah
4.    Sa’i
5.    Tahallul
6.    Tertib
E.   Wajib Haji
Wajib Haji Adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah;
1.    Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram.
2.    Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina). Di Mudzalifah para jemaah haji menunaikan shalat magrib dijamak dengan shalat isya dengan satu kali azan dan dua iqamah. Kemudian, mereka bermalam lagi.
3.    Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah yaitu dengan cara melontarkan tujuh butir kerikil berturut-turut dengan mengangkat tangan pada setiap melempar kerikil sambil berucap, “Allahu Akbar. Allahummaj ‘alhu hajjan mabruran wa zanban magfura(n)”. Setiap kerikil harus mengenai ke dalam jumrah jurang besar tempat jumrah.
4.    Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah). Hukumnya adalah sunnah.
5.    Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
6.    Tawaf Wada', Yaitu melakukan tawaf penghormatan terakhir kepada Baitullah sebelum meninggalkan Mekah.
7.    Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram.
F.    Kegiatan Dalam Ibadah Haji
Kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:
Ø  Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
Ø  8 Dzulhijjah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji harus bermalam di Mina.
Ø  9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
Ø  10 Dzulhijjah, Mabit di Muzdalifah, yaitu lewat tengah malam sehabis wukuf di padang Arafah.
Mabit tahap pertama ini biasanya hanya beberapa saat saja, yaitu secukup waktu untuk mengumpulkan 7 buah krikil guna melontar jumrah Aqabah
Tahap Kedua, Mabit ini dilakukan di Mina dalam 2 hari  (11 dan 12 Zulhijah) bagi yang akan mengambil 'Nafar Awal', dan 3 hari (11,12,13 Zulhijah) bagi yang akan mengambil 'Nafar Akhir'. Dari hari pertama sampai terakhir dari mabit di Mina ini adalah melontar ketiga jumrah Ula, Wusta dan Aqabah.
Ø  Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).
G.   Hikmah Haji
1.    Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
2.    Mempererat persaudaraaan sesama muslim
3.    Mewujudkan rasa syukur atas segala nikmat
4.    Menumbuhkan rasa persamaan antar sesama manusia
5.    Menanamkan kesabaran, ketabahan, ketundukan
6.    Mengingat dan  mengikuti perjalanan Siti Hajar (isteri Nabi Ibrahim)
7.    Meningkatkan aspek ekonomi


Mata kuliah : Pengembangan PKn di SD
Dosen         : Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Rabu, 17 Juni 2015

Keterampilan menggunakan barang bekas

Keterampilan Membuat Tempat Alat Tulis dengan menggunakan kaleng bekas
Alat dan bahan untuk membuat tempat alat tulis
Alat      :
                              1.            Gunting
                              2.            Jarum
                              3.            Pisau
                              4.            Lem UHU
Bahan   :
                              1.            Kain Flannel
                              2.            Benang
                              3.            Kaleng bekas

Langkah-langkah membuat tempat alat tulis dengan menggunakan kaleng bekas:
1.      Buka atas kaleng dengan menggunakan cutter.
2.      Lipat kain flannel menjadi dua bagian lalu jahit kain flannel dengan jahit tusuk jelujur dibagian samping dan bagian bawah kaleng.
3.      Masukkan kaleng ke dalam flannel yang telah dijahit.
4.      Pada bagian atas kaleng,flannel tersebut di lem dengan menggunakan lem UHU.
5.      Kaleng yang telah dilapisi dengan kain flannel,dihias dengan menggunkan kain yang sama tetapi dengan warna yang berbeda.
6.      Membuat pola bunga untuk dijadikan hiasan.
Cara membuat pola bunga atau bentuk lainnya:
1.      Ambil sebagian kain flannel.
2.      Bentuk pola bunga atau pola yang lainnya.
3.      Gunting kain flannelnya.
4.      Menempelkan pola yang sudah jadi dibagian kalengnya.

Mendeskripsikan kegiatan di dalam kelas membuat tempat alat tulis dengan menggunakan kaleng bekas.
Guru     : “Selamat pagi anak-anak, apa kabarnya hari ini?
Siswa/i: Pagi bu,,,Alhamdulillah baik bu
Guru    : Sebelum kita memulai pelajaran, mari kita berdoa bersama-sama sesuai dengan     kepercayaan masing-masing
Guru    : Anak-anak, sekarang kita akan mempraktekkan cara membuat tempat alat tulis dengan menggunakan kaleng bekas.
Siswa/i: Baik bu,,,,
Guru    : Sekarang kalian siapkan alat dan bahan untuk membuat tempat alat tulis yang telah ibu perintahkan di minggu yang lalu.
Siswa/i: Siaap bu guru…
Guru    : Semuanya sudah siap? Mari kita mulai membuat prakaryanya.
Guru    : Langkah pertama yaitu siapkan kaleng bekas, lalu pada bagian atas kaleng dipotong dengan menggunakan cutter.
Langkah kedua jahit kain flannel pada bagian pinggir dan bagian bawahnya lalu masukkan kaleng bekas ke kain flannel yang telah di jahit. Pada bagian atas kalengnya flannel tersebut dilem dengan menggunakan lem UHU.
Untuk menghias pada bagian kalengnya, gunakan bunga atau bentuk hiasan lainnya.
Sebelum itu kita membuat pola bunga atau hiasan lainnya setelah berbentuk bunga, kain flannel tersebut di gunting.
Langkah ketiga tempelkan bentuk bunga atau bentuk hiasan lainnya.
Guru    : Nah,anak-anak demikianlah cara membuat tempat alat tulis dengan menggunakan kaleng bekas.
Siswa/i:Iyaaa bu guru..
Guru    :Baiklah kalo begitu. Untuk hari ini Ibu akhiri pelajaran seni budaya dan keterampilan dengan membaca doa bersama-sama.
            Sampai bertemu minggu depan yaaa anak-anak.
            Assalamu’alaikum,,,


 Mata kuliah : Pengembangan PKn di SD
 Dosen          : Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Pengelolaan Kelas

PENGELOLAAN KELAS

A.   Pengertian Penglolaan Kelas
Pengertian pengelolaan kelas menurut para ahli:
Menurut Arikunto pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atu membantu maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat melaksanakan kegiatan belajar seperti yang diharpkan.
Menurut Abdurrahman pengelolaan kelas adalah semua upaya dan tindakkan guru dalam membiayai atau memodalisasi serta menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif, dan efisien untuk menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung wajar.
Menurut Made Pidarta pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.

B.   Faktor-faktor Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Berbagai faktor yang menyebabkan kerumitan dalam pengelolaan kelas secara umum dibagi menjadi dua faktor yaitu:
1.    Faktor intern siswa, yang berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku.
2.    Faktor ekstern siswa, terkait dengan pengelolaan suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa dikelas dan jumlah siswa dikelas.

C.   Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Peranan guru sebagai pengelolaan kelas dapat dibagi ke dalam  bagian, yaitu:
1.    Merencanakan, yang dimaksud merencanakan adalah guru sebagai penyusun tujuan belajar.
2.    Mengorganisasikan, yang dimaksud mengorganisasikan adalah pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan membutuhkan sumber-sumber belajar, sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan ekonomis.
3.    Memimpin, dalam hal ini pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasi dan memimpin di atas setelah berhasil mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.
4.    Mengawasi,

D.   Pengelolaan Kelas Yang Efektif
Untuk mengelola kelas yang efektif perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.    Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisir untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi dengan tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
2.    Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tapi bagi semua anak atau kelompok.
3.    Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu.
4.    Kelompok kelas mempersiapkan pengaruhnya kepada anggota.
5.    Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.

6.    Struktur kelompok pada momunikasi dan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh, atau bermusuhan.

Mata kuliah: Pengembangan PKn di SD
Dosen         : Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Subjek dan Sasaran Evaluasi



A.   Subjek Evaluasi
Subjek evalusi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Contoh:
1.    Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian maka sebagai subjek evaluasi adalah guru.
2.    Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala maka sebagai subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk, dengan didahului oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi tersebut.
3.    Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah terstandarisasikan maka subjeknya adalah ahli-ahli psikolog.

B.   Objek Evaluasi
Objek atau evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apa pun yang telah ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itu lah yang disebut dengan objek evaluasi.
Dengan menggunakan diagram tentang transformasi, maka yang menjadi objek evaluasi adalah semua unsur atau komponen yang ada dalam transformasi tersebut. Agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi, maka yang dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan kinerja transformasi, yaitu (1) masukan mentah, (2) masukan instrumental, (3) masukan lingkungan , (4) proses transformasi itu sendiri, dan (5) keluaran, yaitu hasil dari transformasi.
Apabila evaluator meras kurang tepat atau masih menginginkan hal-hal yang ingin dievaluasi, silahkan mendaftar lagi hal-hal lain menurut kebutuhan. Beberapa hal yang perlu dibicarakan dalam objek evaluasi adalah: (1) penilaian dalam KBK, dan (2) penilaian tiga ranah psikologis.

mata kuliah: Pengembangan PKN di SD
dosen         : Dirgantara Wicaksono, M.Pd


Pengertian dan Tujuan Negara

A.    Pengertian Negara
Secara etimologis, istilah negara  “Staat” (bahasa Belanda dan Jerman), “State” (bahasa Inggris), “etat” (bahasa Perancis). Kata “staat” (state, etat) diambil dari bahasa Latin yaitu “status” atau “statum,” yang artinya keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Kata “status” atau “statum” lazim diartikan sebagai “standing” atau “station” (kedudukan), yang dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia.
Jadi, pengertian Negara yaitu agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
Menurut Muhammad Natsir sebuah komunitas dapat dikatakan Negara apabila memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1.      Wilayah
Wilayah adalah tempat atau batas territorial komunitas masyarakat yang menempati tempat tertentu. Biasanya, suatu negara memiliki batas dan luas tertentu, baik dilihat dari wilayah daratan, udara, maupun lautan.
2.      Rakyat
Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Ada dua azas yang biasanya menentukan kewarga negaraan, yakni asas iussoli (berdasar atas tempat tinggal), dan asas sanguinis (berdasar pertalian darah). 
3.      Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang mengatur dan memimpin negara.  (eksekutif, legislatif, dan yudikatif)
4.      Kedaulatan
Kedaulatan merupakan atribut hukum yang dijadikan bukti pengakuan atau legitimasi atas berdirinya suatu Negara.
5.      Undang-undang Dasar atau sumber hukum dan kekuasaan lain yang tidak tertulis
Undang-undang adalah kumpulan aturan hukum yang menjadi pegangan setiap warga Negara.

B.     Tugas dan Fungsi Negara
Tugas dari suatu Negara yaitu:
1.      Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni yang bertentangan dengan satu sama lain.
2.      Mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi kemasyarakatan disesuaikan dengan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional. 
Fungsi Negara yaitu:
1.      Melaksanakan ketertiban
2.      Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
3.      Pertahanan
4.      Menegakkan keadilan

Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD 

Dosen           : Dirgantara Wicaksono, M.Pd